Skip to main content

Featured

5 cultural dimension

 halo sobat dunia kampus ! kali ini penu;is akan membagian tulisan tentang 5 dimensi kultural dan contoh pengaruhnya terhadap komunikasi, semoga bermanfaat! ·        Etnis Etnis dan budaya adalah satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan. Perbedaan etnis tentu saja akan menghasilkan perbedaan budaya. Budaya budaya yang berbeda ini akan memengaruhi jalannya komunikasi serta memperbesar kemungkinan terjadinya miskomunikasi karena hampir sebagian besar individu akan menggunakan standar budayanya sendiri saat berbicara dengan orang lain dan hal tersebut dapat menim bulkan kesalahpahaman.   ·        Ras Yang seringkali menjadi masalah dalam perbedaan ras adalah asumsi yang dipikirkan atas suatu ras tertentu yang biasanya akan mengacaukan penilaian seorang individu terhadap individu lain, sehingga komunikasi yang efektif tidak terjadi. ·        Jenis Kelamin Anggapan bahwa setiap jenis kelamin memiliki kecenderungan serta kebiasannya masing masing, seringkali digunakan dalam meni

UTBK 2020, Proses Panjang Melelahkan dimasa Pandemi yang Serba Engga Pasti

 Halo sobat dunia kampus! kali ini saya akan membagikan pengalaman saya pada saat UTBK tahun 2020, semoga bermanfaat!

Bulan Februari 2020 pun tiba, saya dan teman teman kelas 12 lainnya sedang sibuk mengerjakan Ujian Sekolah maupun ujian praktik sambil mempersiapkan UTBK kami.

Kami semua sudah mendengar tentang kabar keneradaan penyakit Corona di Wuhan, China sejak bulan Januari. Namun, selain dari sibuk bertukar informasi yang kami dapat dari sosial media maupun berita di TV, kami tidak ada yang menyangka bahwa pada bulan maret penyakit corona secara resmi menjejakkan kakinya di tanah air.

Malam itu, saya dan seluruh murid kelas 12 dari SMAN 77 Jakarta mendapat kabar bahwa kegiatan sekolah dihentikan selama 14 hari mulai dari hari esok, dan kebetulan besok adalah jadwal terakhir ujian sekolah untuk kami. Kami tidak menyadari bahwa itu adalah hari terakhir kami disekolah dengan berstatus sebagai murid SMA 77.

Pada saat itu kami masih bersuka ria, bercanda bersama teman teman via telpon maupun video call tetapi 14 hari kemudian sekolah dan tempat tempat yang memicu keramaian kembali di tutup.

Dengan banyaknya pemberitaan menyeramkan tentang virus Covid-19 di berbagai platform media, tentu saja membuat kami bertanya tanya tentang bagaimana nasib ujian kami.

US kami dihentikan, Ujian nasional pun ditiadakan. Tersisa satu perjuangan lagi bagi kami, yaitu UTBK. Kami tentu bertanya tanya bagaimana jadinya ujian kami, dengan berharap tentu saja akan memiliki mekanisme yang sama dengan tahun 2019.

Namun, ternyata saat lembaga perguruan tinggi negeri (LTMPT) memberikan pengumuman pertamanya, kami semua dibuat pusing dan stress bukan main, karena ternyata kami harus memilih terlebih dahulu perguruan tinggi nya baru mengikuti ujian, seperti tahun 2018. Tentu saja dengan peraturan baru ini membuat kami harus lebih berhati hati dalam menentukan pilihan karena kami tidak megetahui terlebih dahulu persaingan dan nilai kami secara akurat. Satu poin lagi dari pengumuman tersebut, bahwa UTBK hanya melaksanakan tes potensi skolastik saja yang berarti tidak ada mata pelajaran Soshum maupun Saintek ketika mengikuti UTBK.

Ketika kami mulai pulih dari ketekejutan kami, dan mulai mempersiapkan diri lebih giat lagi, Jadwal ujian pun diundur. Bagi orang seperti saya yang memiliki prinsip “kerjain dulu yg paling penting, baru abis itu main” hal ini tentu saja memberikan dampak besar.

Hari pelaksanaan UTBK untuk saya pun tiba, yang tadinya berada pada gelombang ke-1 hari pertama diubah menjadi gelombang kedua, “gapapalah gue pasti bisa.”

Saya berdoa dan mengejarkan soal soal UTBK dengan tentu saja ketidaknyamanan masker yang menutupi jalur pernapasan saya.

Setelah mengerjakan semuanya, hati dan pikiran saya terasa sangat lega, “akhirnya drama UTBK selesai juga.” Saya keluar gedung dengan perasaan berbunga dan bahagia, walaupun saat itu perjuangan belum selesai karena masih ada ujian

Comments

Popular Posts